Danau Kembar yang Mempesona

Senin, 27 Oktober 2014

 DANAU DI ATAS DAN DANAU DI BAWAH
SUMATERA Barat provinsi yang kaya dengan danau. Ada lima danau di sini, Danau Maninjau, Danau Singkarak, Danau Diatas, Danau Dibawah, dan Danau Talang. Kecuali Danau Maninjau, empat danau lainnya terdapat di Ka­bupaten Solok.
Karena itu, Solok adalah kabupaten yang kaya de­ngan danau di Sumatera Barat. Bahkan, tiga danau­nya, yaitu Danau Diatas, Danau Dibawah, dan Danau Talang terletak di sebuah kawasan yang disebut Ka­wasan Danau Kembar.
Disebut Kawasan Danau Kembar, karena dua danau, yaitu Danau Diatas dan Danau Dibawah terletak berdampingan yang jaraknya hanya sekitar 300 meter. Kawasan ini lebih dulu dikenal sebagai objek wisata karena terletak di pinggir jalan raya Padang-Muara­labuh-Kerinci.
Sedangkan Danau Ta­lang berada sekitar 4,5 km dari kedua danau ini. Lokasinya yang berada di pinggang Gunung Talang dan jauh dari jalan raya membuat danau ini juga pernah dikenal sebagai objek wisata. Sayang letusan Gunung Talang dalam tiga tahun terakhir membuat danau ini tak bisa dikun­jungi, karena masih meru­pakan area terlarang ke sana.
Meski memiliki tiga danau vulkanik ini, Pe­merintah Kabupaten Solok menamai kawasan yang terletak di Kecamatan Lembang Jaya dan Keca­matan Lembah Gumanti ini sebagai Kawasan Wisata Danau Kembar.
Kawasan tersebut saat ini sedang dikembangkan sebagai objek wisata an­dalan. Tidak saja objek wisata andalan Solok, bah­kan juga andalan Sumatera Barat.
Untuk mencapai kawa­san ini sangat mudah. Dari Kota Padang kita bisa naik bus antarkota dalam pro­vinsi menuju Alahan Pan­jang atau Muaralabuh dengan ongkos Rp10.000.
Jarak 60 km ditempuh selama 1,5 jam dengan jalan yang berkelok-kelok. Dalam perjalanan kita dapat meli­hat lokasi Pabrik PT Semen Padang yang merupakan pabrik semen tertua di Sumatera dan hamparan perkebunan teh PT Per­kebunan Nusantara VI Kebun Danau Kembar. Jika perjalanan ditempuh dengan kendaraan pribadi, hanya sekitar 1 jam.
Pemandangan Sepanjang Jalan
Menjelang sampai di lokasi udara akan terasa dingin dan kita sudah dapat menyaksikan Danau Diatas di sebelah kanan dari jendela mobil. Jika dengan bus umum kita harus turun di Pasar Simpang. Di sini ada dua simpang, simpang di kanan dengan jalan menu­run merupakan jalan ke Danau Diatas, di mana danaunya terlihat dengan jelas karena berada di bawah.
Sedangkan simpang lain­nya yang berada di kiri merupakan jalan mendaki. Jalan ini menuju Danau Dibawah. Nama kedua danau yang kontradiktif dengan lokasinya ini, sering membuat pengunjung berta­nya, kenapa danau yang terletak di atas bukit dinamakan Danau Dibawah, sedangkan yang berada di bawah bukit atau di bawah jalan dinamakan Danau Diatas.
Itu karena meski ter­letak di atas bukit, ke­tinggian permukaan air Danau Dibawah sama ting­ginya dengan dasar danau Danau Diatas.
Danau Diatas dengan luas 17,20 meter persegi, panjang 6,25 km dan lebar 2,75 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (m dpl). Danau ini cukup dangkal, dengan bagian terdalam hanya 44 meter.
Sedangkan permukaan air Danau Dibawah berada pada ketinggian 1.566 mdpl. Artinya, permukaan airnya sama tinggi dengan dasar air Danau Diatas. Namun, danau yang memiliki luas 16.90 meter persegi, panjang 5,62 km dan lebar 3,00 km ini sangat dalam, yaitu 886 meter.
Begitu turun dari bus di Simpang kita bisa naik ojek ke Danau Diatas atau Danau Dibawah. Tarifnya sama, yaitu Rp2.000. Biasa­nya pengunjung memilih pergi ke Danau Diatas lebih dulu dengan karcis masuk Rp1.500 untuk anak-anak dan Rp2.000 untuk dewasa.
Di sini ada sejumlah kapal motor angkutan milik pengusaha lokal yang digu­nakan sebagai transportasi antar desa di sekitar danau. Kapal-kapal ini alat vital bagi petani sayur dan buah di seberang danau untuk membawa hasil perta­nian­nya ke Pasar Simpang. Dermaga kapal ini dikelola Angkutan Sungai, Danau, dan Perairan (ASDP).
Setiap saat kita bisa ikut naik kapal ini menuju salah satu desa untuk kemudian kembali dengan tarif pulang-pergi hanya Rp2.000. Kita bisa menyaksikan luasnya Danau Diatas dengan bukit-bukit kecil yang merupakan bagian Bukit Barisan yang mengelilinginya. Terlihat juga keramba ikan milik penduduk.
Pada Minggu atau hari libur biasanya salah satu kapal ini melayani rute wisata, yaitu keliling danau dengan tarif Rp5.000 per orang.
Tak jauh dari dermaga ada tempat yang sering dijadikan arena pemandian oleh pengunjung, terutama anak-anak. Di sekitar itu juga ada lapangan kecil di bawah rindang pohon pinus yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan oleh pengunjung.
Tak Bisa Keliling di Danau Dibawah
Berkeliling dengan kapal tidak bisa kita nikmati di Danau Dibawah. Danau ini dikelilingi sejumlah bukit yang besar dan air danau sangat jauh dari lokasi pemandangan yang diba­ngun pemerintah. Tak seperti di Danau Diatas, kita tidak bisa menyentuhkan tangan atau kaki ke dalam air. Hanya saja peman­dangannya indah. Dari panorama ini kita juga bisa melihat Danau Diatas.
Di panorama Danau Diatas ini ada warung-warung kecil yang berjualan markisa dan terung belanda sebagai buah-buahan khas daerah ini. Juga ada yang menjual aneka bunga gu­nung di dalam pot kecil hingga besar. Satu pot harganya Rp5.000 hingga Rp15.000.
Ada juga yang menjual bunga kering sari gunung untuk hiasan. Bunga kering ini dikeringkan dari sejenis bunga rumput yang tumbuh di rawa di sekitar danau. Bunga rumput ini hanya muncul sekali setahun di Danau Diatas. Cara mengo­lahnya diambil dan dijemur, sehingga keluar sari bu­nganya. Seikat harganya Rp5.000 sampai Rp15.000.
Usai melihat kedua danau ini, sebenarnya kita bisa pergi ke Danau Talang yang terletak di atas bukit. Kita bisa menyewa ojek dengan tarif Rp10.000 pulang-pergi. Danau Talang luasnya 1,30 km per segi dengan panjang 1,5 km dan lebar 88 m. Di Danau Talang udara terasa lebih dingin dan suasananya sunyi.
Sayang, karena danau ini terletak dekat kawah Gunung Talang yang se­dang aktif dan sering meletus, kawasan ini sedang tertutup buat pengunjung. Selain itu, pemandangan terakhir danau ini sudah tertutup abu letusan Talang.
Kawasan Danau Kembar juga terkenal penghasil sayur-mayur seperti wortel, kubis, dan kol bermutu tinggi. Selain itu juga penghasil buah markisa dan terong belanda. Sedikitnya setiap tahun sekitar 45 ribu wisatawan domestik ber­kunjung ke tempat ini. Namun kunjung wisatawan asing hanya sekitar 500 orang per tahun.
Pemerintah Kabupaten Solok saat ini sedang beru­paya mengembangkan kawa­san ini menjadi objek wisata yang menarik. Pemerintah Kabupaten Solok sudah membangun resort pinggir danau di Lembah Gumanti, yaitu salah satu sisi terindah Danau Diatas.
Di sini ada convention hall berkapasitas 800 orang disewakan untuk berbagai acara dengan tarif per hari Rp200 ribu. Sedangkan fasilitas penginapan, dua vila besar tingkat dua dari semen dengan tiga kamar lengkap dengan ruang tamu dan dapur dengan tarif Rp250 ribu per malam.
Selain itu ada dua vila kecil dari kayu dengan satu kamar. Tarif satu vila per malam Rp125 ribu. Juga tersedia 10 cottage, yang tiap cottage tarifnya Rp100 ribu per malam.
Pemkab Solok sedang mengembangkan kawasan wisata Danau Kembar yang memiliki tiga danau ini menjadi kawasan wisata agro di mana pengunjung bisa menikmati danau sambil menikmati pemandangan hamparan kebun sayur-mayur, buah-buahan, dan perkebunan teh.
Perkebunan teh milik PT Perkebunan Nusantara VI sendiri yang hanya berjarak sekitar 15 km dari Danau Kembar juga menjadi lokasi agrowisata. Di sini tersedia guest house, lapa­ngan tenis, lapangan bola, home stay, dan jalur jalan kaki di tengah hamparan kebun teh yang terletak di lereng Gunung Talang itu.
Sayang home stay seka­rang tak lagi ada. Dua tahun lalu home stay masih nyaman dengan sewa sema­lam Rp150 ribu sudah termasuk makan pagi. Karena tak ada yang meng­urus secara khusus di perusahaan, home stay ini terlantar. Meski begitu, lokasi perkebunan teh ini ini sangat cocok digunakan sebagai tempat liburan bersama keluarga. Bahkan hampir setiap akhir selalu ada pelajar atau pegawai instansi yang berkembah di sana.

0 komentar:

Posting Komentar